DIKSI DAN GAYA
BAHASA
Imam Mujib
Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Islam IAIN Tulungagung
Abstak
Gaya
Bahasa merupakan Gaya peulisan yang Unik dan Indah yang ditulis oleh seorang
penulis, gaya bahasa juga sebagai keontetikan atau ciri khas tersendiri bagi
penulis tersebut. Dengan begitu Gaya bahasa bagian dari diksi atau pilihan kata
yang mempersoalkan cocok tiidaknya pemakaian frasa, klausa, atau kata terstentu
untuk menghadapi situasi tertentu. Didalam Penulisan untuk memperoleh teknik
penceritaan yang menarik, maka diksi harus digunakan dengan tepat dalam
mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan. Oleh karena itu, untuk memilih
diksi yang tepat, seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan
secara tepat rasa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan.
Pengertian
Diksi
Diksi merupakan pemilihan yang tepat
dan jelas dalam penulisan atau gagasan yang dapat memperoleh dampak tertentu
dalam suatu pembicaraan. Menurut Enre (1988: 101) mengemukakan bahwa diksi
yaitu penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan pola suatu
kalimat.
Menurut
pandangan Keraf (1996: 24) dia menurunkan tiga macam pendapat, yaitu sebagai
berikut.
a. Diksi
adalah penentuan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan gagasan dan
argumen, dan mengolahnya sehingga menjadi kata-kata yang sesuai.
b. Diksi
merupakan kemampuan dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan yang
mampu atau cocok untuk audien.
Maka
dari itu dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh
penulis dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna konotatif dan
makna denotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai macam pengertian.
Jenis
– Jenis Diksi
Ada beberapa macam jenis diksi,
diksi adalah salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam membuat sebuah
iklan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan
berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah iklan. Ada beberapa jenis
diksi yang dikemukakan oleh Keraf, (1996:89-108)
yaitu :.
1. Kata
abstrak merupakan kata yang mempunyai referen yang diwujudkan menjadi konsep,
kata abstrak menolak bisa dipahami secara langsung dengan indera. Kata-kata
abstrak bisa dikategorikan seperti kualitas (dingin, panas, buruk, baik),
perikatan (jumlah tingkatan, kuantitas), pemikiran yang diwujudkan
(kepercayaan, kecurigaan, penetapan. Kata ini
sering digunakan untuk menjelaskan secara khusus dan teknis.
2. Kata
konkrit merupakan kata yang menunjuk pada barang yang terlihat secara langsung
oleh panca indera. Kata-kata konkrit menunjuk kepada suatu obyek yang aktual
dan dalam pengalaman lebih spesifik. Contoh kata konkrit: mobil, rumah, meja,
kursi, dsb.
3. Kata
umum merupakan kata yang mempunyai ruang lingkup dan cakupan yang luas, kata
ini menunjuk kepada hal yang banyak, kepada keseluruhan, dan kepada himpunan.
Contoh: kendaraan, penjahat, tumbuh-tumbuhan, binatang.
4. Kata
khusus adalah kata-kata yang merujuk secara langsung yang khusus dan spesifik.
Contoh: Nokia, Yamaha, Kerapu, dsb..
Gaya
Bahasa
Ada berbagai pendapat ahli yang
mengemukakan tentag gaya bahasa, tetapi secara umum gaya bisa diartikan sebagai
cara mengekspresikan diri, baik dari kelakuan maupun fashion orang tersebut.
Maka dari itu Gaya Bahasa bisa juga diartikan cara menggunakan bahasa. Dengan
gaya bahasa kita dapat mengetahui dan menilai seseorang melalui pembicaraannya
dan gaya bahasa dalam bicaranya. Semakin baik gaya bahasa dalam bicaranya
semakin baik pula penilaian yang diberikan kepada orang tersebut, begitu juga
sebaliknya. Gaya bahasa juga diartikan sebagai keontetikan tersendiri
bagi teks penulis tersebut.
Gaya
Bahasa berdasarkan Struktur kalimatnya
a. Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang beruntuntut didalam
pikiran yang setiap detik semakin meningkat kapasitas kepentingannya dari
pemikiran atau argument sebelumnya.
Contoh
:
Di
samping itu, pustakawan mempunyai waktu yang longgar untuk meningkatkan
pelayanan dan mewujudkan kreasi baru maksudnya, mereka juga memiliki hak
kebebasan untuk berpendapat dan menciptakan hal baru di dunia perpustakaan.
b. Antiklimaks
Antiklimaks merupakan gaya Bahasa yang berstruktur
menurun.
Contoh
:
Dosen
itu adalah seorang yang pintar,kurang begitu menarik dalam mengajar, dan sering
izin tidak masuk pada saat jam mata kuliahnya
c. Antitesis
Antitesis
adalah gaya Bahasa yang mengandung gagasan yang bertentangan
Contoh
:
Mampu-tidak
mampu, milenials-jadul, dewasa atau anak-anak, semuanya dianjurkan dan harus
punya rasa menjaga terhadap keamanan bangsa dan Negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Amran,
Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Keraf,
Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
Sulistyaningtyas, Tri. 2008. Diksi Dalam
Wacana Iklan Berbahasa Indoneia. Edisi 15
http://anaredika27.blogspot.com/2011/05/kata-dan-diksi.html/diunnduh
pada tanggal 3 Desember 2019 pukul 21:12