Jumat, 06 Desember 2019


DIKSI DAN GAYA BAHASA
Imam Mujib
Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam IAIN Tulungagung
Abstak
Gaya Bahasa merupakan Gaya peulisan yang Unik dan Indah yang ditulis oleh seorang penulis, gaya bahasa juga sebagai keontetikan atau ciri khas tersendiri bagi penulis tersebut. Dengan begitu Gaya bahasa bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tiidaknya pemakaian frasa, klausa, atau kata terstentu untuk menghadapi situasi tertentu. Didalam Penulisan untuk memperoleh teknik penceritaan yang menarik, maka diksi harus digunakan dengan tepat dalam mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan. Oleh karena itu, untuk memilih diksi yang tepat, seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat rasa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan.
Pengertian Diksi
            Diksi merupakan pemilihan yang tepat dan jelas dalam penulisan atau gagasan yang dapat memperoleh dampak tertentu dalam suatu pembicaraan. Menurut Enre (1988: 101) mengemukakan bahwa diksi yaitu penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan pola suatu kalimat.
Menurut pandangan Keraf (1996: 24) dia menurunkan tiga macam pendapat, yaitu sebagai berikut.
a.       Diksi adalah penentuan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan gagasan dan argumen, dan mengolahnya sehingga menjadi kata-kata yang sesuai.
b.      Diksi merupakan kemampuan dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan yang mampu atau cocok untuk audien.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh penulis dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna konotatif dan makna denotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai macam pengertian.
Jenis – Jenis Diksi                                                                                
            Ada beberapa macam jenis diksi, diksi adalah salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam membuat sebuah iklan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah iklan. Ada beberapa jenis diksi yang dikemukakan oleh  Keraf, (1996:89-108) yaitu :.
1.     Kata abstrak merupakan kata yang mempunyai referen yang diwujudkan menjadi konsep, kata abstrak menolak bisa dipahami secara langsung dengan indera. Kata-kata abstrak bisa dikategorikan seperti kualitas (dingin, panas, buruk, baik), perikatan (jumlah tingkatan, kuantitas), pemikiran yang diwujudkan (kepercayaan, kecurigaan, penetapan. Kata ini  sering digunakan untuk menjelaskan secara khusus dan teknis.
2.      Kata konkrit merupakan kata yang menunjuk pada barang yang terlihat secara langsung oleh panca indera. Kata-kata konkrit menunjuk kepada suatu obyek yang aktual dan dalam pengalaman lebih spesifik. Contoh kata konkrit: mobil, rumah, meja, kursi, dsb.
3.      Kata umum merupakan kata yang mempunyai ruang lingkup dan cakupan yang luas, kata ini menunjuk kepada hal yang banyak, kepada keseluruhan, dan kepada himpunan. Contoh: kendaraan, penjahat, tumbuh-tumbuhan, binatang.
4.      Kata khusus adalah kata-kata yang merujuk secara langsung yang khusus dan spesifik. Contoh: Nokia, Yamaha, Kerapu, dsb..
Gaya Bahasa
            Ada berbagai pendapat ahli yang mengemukakan tentag gaya bahasa, tetapi secara umum gaya bisa diartikan sebagai cara mengekspresikan diri, baik dari kelakuan maupun fashion orang tersebut. Maka dari itu Gaya Bahasa bisa juga diartikan cara menggunakan bahasa. Dengan gaya bahasa kita dapat mengetahui dan menilai seseorang melalui pembicaraannya dan gaya bahasa dalam bicaranya. Semakin baik gaya bahasa dalam bicaranya semakin baik pula penilaian yang diberikan kepada orang tersebut, begitu juga sebaliknya. Gaya bahasa juga diartikan sebagai keontetikan tersendiri bagi teks penulis tersebut.

Gaya Bahasa berdasarkan Struktur kalimatnya
a.       Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang beruntuntut didalam pikiran yang setiap detik semakin meningkat kapasitas kepentingannya dari pemikiran atau argument sebelumnya.
Contoh :
Di samping itu, pustakawan mempunyai waktu yang longgar untuk meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kreasi baru maksudnya, mereka juga memiliki hak kebebasan untuk berpendapat dan menciptakan hal baru di dunia perpustakaan.

b.       Antiklimaks
Antiklimaks merupakan gaya Bahasa yang berstruktur menurun.
Contoh :
Dosen itu adalah seorang yang pintar,kurang begitu menarik dalam mengajar, dan sering izin tidak masuk pada saat jam mata kuliahnya
c.       Antitesis
Antitesis adalah gaya Bahasa yang mengandung gagasan yang bertentangan
Contoh :
Mampu-tidak mampu, milenials-jadul, dewasa atau anak-anak, semuanya dianjurkan dan harus punya rasa menjaga terhadap keamanan bangsa dan Negara.



DAFTAR PUSTAKA
Amran, Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
Sulistyaningtyas, Tri. 2008. Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indoneia. Edisi 15
http://anaredika27.blogspot.com/2011/05/kata-dan-diksi.html/diunnduh pada tanggal 3 Desember 2019 pukul 21:12